WARGA DIHIMBAU WASPADA

*Rumah Warga Terendam, Pemda Perbaiki Infrastruktur Rusak


BANGGAI RAYA- Warga yang terkena dampak banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi selama sehari diminta untuk tetap waspada. Permintaan untuk meningkatkan kewaspadaan bersama itu diungkap Bupati Herwin Yatim kepada Banggai Raya via telepon genggamnya, Rabu (30/5/2018) tadi malam.

Terhadap kondisi yang dialami warga di sejumlah desa di berbagai kecamatan, Bupati Herwin Yatim meyakinkan bahwa Pemda Banggai tidak tinggal diam. Pemda berkewajiban menangani masalah rakyatnya. “Kepada seluruh masyarakat yang terkena banjir, tim teknis Pemda Banggai terdiri dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Sosial serta Dinas PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) sudah turun memantau,” tutur Bupati Herwin di ujung ponselnya.

Banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Lamala, Masama, Nambo, Kintom, Batui, Batui Selatan, Kecamatan Toili serta Moilong akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari ini.

Berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika yang diterima Herwin Yatim bahwa curah hujan tidak seperti biasanya. Kondisi ini diakuinya, membutuhkan perhatian dan peningkatan kewaspadaan bersama.

Dirinya memastikan bahwa infrastruktur yang rusak akibat banjir tersebut akan segera ditangani. “Insya Allah, infrastruktur yang rusak akan segera ditangani,” tekan dia.

Sementara rumah dan fasilitas publik lainnya yang masih terendam banjir kata dia, akan dibuat perencanaan di areal pemukiman warga. Sehingga, dampak banjir kedepan tidak akan terulang seperti genangan air tidak mengarah ke rumah warga atau tidak dalam jangkan waktu lama genangannya langsung surut.

“Kedepan pemda akan mencari solusi, sehingga genangan air banjir bisa tidak dalam beberapa jam, tetapi bisa langsung masuk atau terbuang ke laut. Di antaranya, pembuatan drainase dan gorong-gorong atau box culvert yang lebih besar dan membuat aliran sungai yang lebih besar/normalisasi sungai,” demikian Herwin Yatim.

RUMAH WARGA DIGENANGI AIR

Berdasarkan data yang dihimpun Banggai Raya, hingga malam tadi, terdapat beberapa titik banjir menggenangi perumahan warga.

Di Desa Runsa Kecana, Kecamatan Toili, empat kepala keluarga terpaksa harus dievakuasi oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) pada Rabu (30/5/2018) sekitar pukul 11.00 Wita. Menyusul debit air di wilayah itu terus bertambah akibat curah hujan yang cukup tinggi sejak malam Rabu dini hari.

Danramil 1308/03 Batui, Kapten Inf Herman mengatakan, warga yang rumahnya terendam banjir dievakuasi ke rumah warga yang berada di ketinggian. Empat kepala keluarga yang telah dievakuasi tersebut keluarga Arpan (60), Keluarga Misjan (57), keluarga Sumarno (40) keluarga Bawon (34). Evakuasi yang dilakukan oleh Babinsa tersebut berupa menyelamatkan barang berharga milik warga.

“Empat rumah warga yang terendam itu berada di daerah rendah, banjir juga menutup badan jalan Trans Sulawesi di Desa Rusa Kencana sekitar 1 KM dengan ketinggian mencapai 50 Cm. Hingga pukul 18.00 Wita, kondisi air belum juga surut,” kata Kapten Herman.

Selain evakuasi, pihaknya juga telah menghimbau kepada warga yang berada di daerah yang mudah dilalui banjir untuk berhati-hati dan selalu melihat kondisi air. Mengingat, saat ini kondisi curah hujan terus bertambah.

Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Bahari Makmur, Kecamatan Lamala, sejak Selasa malam (29/5/2018) akibat curah hujan yang cukup tinggi, luapan air menutup bandan jalan yang menghubungkan Desa Bahari Makmur dan Tangeban. Akses jalur darat yang menghubungkan Kecamatan Masama dan Lamala putus.

Warga memilih akses jalur laut dari Desa Kota Raya ke Desa Bone Bakal. Selain itu, tambak ikan milik warga ikut direndam banjir. Belum dipastikan berapa kerugian warga. Sedangkan untuk Kecamatan Balantak Selatan ada pula rumah yang ikut direndam banjir, belum dipastikan berapa jumlah rumah, tetapi informasi menyebutkan banjir terjadi di Desa Sepe dan Desa Dondo.

Terpisah Dandim 1308 Luwuk Banggai Letkol Nurman Syahreda dikonfrimasi mengatakan, terkait dengan musim penghujan sejak beberapa hari ini, telah diinstruksikan kepada Danramil dan Babinsa yang berada di wilayah teritorial Kodim 1308 Luwuk Banggai membawahi Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut, agar berkoordinasi dengan aparat kewilayahan lain. Dengan kewaspadaan terhadap bencana banjir dan tanah longsor serta angin dan bencanan lainya.

Dandim Nurman Syahreda juga menginstruksikan untuk membantu melakukan evakuasi warga sewaktu terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainya.

“Saya telah perintahkan agar jajaran saya untuk siaga melakukan pemantauan kondisi warga yang berada di lokasi yang mudah terkena bencana banjir, tanah longsor, kemudian membantu melakukan evakuasi warga yang terancam banjir. Himbauan ini bukan hanya tugas BPBD saja, tetapi tugas semua pihak termasuk kita TNI untuk mengamankan rakyat dari bencana, sehingga tidak terjadi Korban,” tegas Dandim Nurman Syahreda.

Kata dia, Rabu (30/5/2018), bencana banjir tidak hanya terjadi di wilayah Banggai, tetapi di Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Banggai Kepulauan. Di Kabupaten Banggai Laut, banjir melanda Kelurahan Tano Bonunungan, Kecamatan Banggai, sekitar pukul 15.55 Wita air meluap ke permukaan jalan dan merendam rumah warga setinggi 20 Cm. Sampai saat ini, kondisi air di Keluarah Tano Bonunungan belum juga surut akibat curah hujan belum reda.

Situasi yang sama juga terjadi di Desa Malanggong, Tataba, Labasiano, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan.

Di Desa Malanggong belasan rumah warga dan fasilitas sekolah ikut terendam air dengan ketinggian mencapai 40 Cm. Akivitas sekolah diberhentikan. Saat ini warga yang rumahnya terendam dievakuasi ke lokasi ketinggian.

Menurut warga Kecamatan Buko, Rahman mengatakan, ketinggian air secara perlahan mulai naik hingga mencapai pinggang orang dewasa. Hanya saja belum ada warga yang mengungsi ke tempat lainnya, karena tercatat hanya ada 11 rumah warga di tiga dusun yang terendam banjir.

Ditambahkan Rahman, untuk dusun satu ada dua rumah warga, di dusun dua sebanyak enam rumah dan dusun tiga ada tiga rumah yang terendam banjir. Belum ada korban jiwa hanya saja diperkirakan kerugian materil mencapai jutaan rupiah.

“Data yang saya peroleh di wilayah Desa Malanggong itu ada sebelas rumah warga dari tiga dusun yang kebanjiran, belum ada korban jiwa tapi kerugian materil jutaan rupiah,” ungkapnya.

Dilaporkan juga sampai saat ini kondisi banjir belum surut, bahkan ketinggian air cenderung bertambah karena hujan masih terus mengguyur wilayah Kecamatan Buko. Warga rencananya akan diungsikan apabila ketinggian air sudah melewati ketinggian orang dewasa dan mengancam keselamatan nyawa.

Sementara di Kecamatan Toili, desa yang rumah warganya tergenang air yaitu di Mansahang, Rusakencana, Cendanapura, Tanah Abang, Jaya Kencana, Sentral Sari, Sentral Timur, Tirtakencana, Tirtasari, Mekar Kencana, Marga Kencana, Mulyasari, Tirtajaya, Saribuana, Tohitisari, dan Tolisu, Sindang Baru dan Piondo.

Dari seluruh desa yang terendam banjir, Rusakencana salah satu yang setiap tahun menjadi langganan. Rumah kepala desa (Kades) Rusakencana, Mujianto yang berbentuk panggung terendam air. Menurut tetangganya, Siti Rahmawati, Mujianto tidak mengungsi dan tetap berada di dalam rumah.

Sementara di Piondo, warga yang tengah terlelap tidur malam hari dikagetkan dengan tempat tidurnya sudah terendam air dan terbangun dalam keadaan basah kuyup. Banjir juga menyebabkan padi yang baru dipanen ludes dibawa banjir.

Yang paling merasakan dampak akibat banjir adalah warga Sindang Baru. Selain rumah sebagian warga terendam banjir, mereka juga terisolir dari desa tetangga. Kondisi tersebut akan terus dirasakan warga selama hujan tidak kunjung reda.

Dari pantauan awak media ini, tidak ada korban jiwa selama banjir terjadi. Namun warga yang rumahnya terendam terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terdampak banjir.

Kecamatan Toili yang sedang memasuki waktu panen padi, menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan siap panen rusak terendam air. Sedangkan petani yang telah lebih dahulu panen sebagian gabahnya menjadi rusak karna tidak bisa dijemur.

Di Kecamatan Lamala Desa Bahari Makmur menyebabkan sungai desa itu meluap. Ternak milik warga menjadi korban. Lima ekor sapi mati, karena kedinginan dibawa banjir. Demikian halnya dengan tambak udang dua lokasi yang dipenuhi bibit udang dan ikan nila mencapai 300 ribu ekor milik Bahrudin Talibo ikut terbawa arus.

Kepala Desa Bahari Makmur, Armat Lamana mengatakan bahwa pada malam hari dirinya berdsama Babinsa Kopda Takdir Y. Saleh memantau lokasi perkampungan. Banyak warga yang melintasi jalan poros ini perlu bantuan untuk menyeberang. Termasuk salah satu anggota Polsek Lamala yang kembali tugas piket untuk menuju rumahnya di Desa Serese.

Beberapa tokoh masyarakat berkumpul di rumah kepala desa sempat berdialog untuk mengatasi bencana alam yang setiap musim penghujan selalu mengancam perkampungan. Fakta itu mengusik kenyamanan warga.

Parahnya lagi, ketika ketika perkebunan pohon sagu ditumbang dan dijadikan lokasi persawahan, sehingga air dengan deras mengalir di saluran sungai dan meluap saat air laut pasang.

Tanggul yang dibangun oleh pemerintah pusat sudah jebol, karena dibangun tidak maksimal. Mereka berharap, pembangunan tanggul penahan aliran air dan saluran sungai di tengah perkampungan dipindahkan salurannya. Dengan begitu, air yang ada di anak-anak sungai tidak meluap ke saluran sungai besar.

Begitu juga banjir yang melanda Desa Dondo Kecamatan Balantak Selatan. Harapan warga, jembatan yang dibangun ditambah volumenya, agar bisa menampung derasnya aliran air dalam volume besar dapat melewati jembatan tersebut.

BERDAMPAK PERTANIAN

Koordinator Petugas Organisme Pengganggu Tumbuhan Pangamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, Aloysius Nasus mengatakan, perubahan iklim dan kondisi curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten Banggai berdampak terhadap lahan pertanian warga.

Dari hasil monitoring di lapangan, areal cetak sawah yang mengalami gagal panen terdapat di Kecamatan Toili Barat, Desa Uwelolu. Per tanggal 28 Mei 2018, sebanyak 763 hektar persawahan yang mengalami puso. Kemudian per tanggal 30 mei 2018, areal sawah yang mengalami puso juga bertambah seluas 4,8 hektar.

Sedangkan untuk Kecamatan Toili, Moilong, Batui Selatan, Batui, Masama dan Lamala, saat ini sedang dilakukan pemantauan di lapangan. Di kecamatan tersebut juga sedang dalam tahap pengelolaan lahan dan sebagian pula dalam tahap pembibitan. Pihaknya juga telah menghimbau kepada petugas POPT dan PHL POPT, supaya dimonitoring tanaman pangan hortikultura dan perkebunan dampak akibat perubahan iklim (DPI) banjir. NAL/MAD/IKB/CR2/MIN

Share
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami melalui halaman kontak

LATEST ARTICLES