![]() |
Dhimar Maudjik foto bersama Presiden Joko Widodo, usai menyerahkan lukisan Opis Art, Minggu (23/12/2018). FOTO: ISTIMEWA |
Catatan : FRANKI BOTUTIHE
BANGGAI RAYA- Kali kedua kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, dalam rangka peresmian lima bandara di wilayah Sulawesi yang dipusatkan di Bandara SAA, Luwuk, hari Minggu (23/12/2018) menyisakan banyak cerita. Mulai dari ketika presiden ke-tujuh RI itu belanja Kopi Saluan, hingga menerima lukisan dari seorang pemuda asal Desa Koyoan Permai, Kecamatan Nambo, bernama Dhimar Maudjik, yang awalnya ditolak oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Kepada Banggai Raya, anak muda kelahiran Nambo, 13 September 1989 ini, bercerita bahwa lukisan wajah Jokowi itu, rencananya akan diberikan pada acara puncak perayaan Hari Nusantara (Harnus) yang digelar di Pelabuhan Tangkiang, Kecamatan Kintom, tanggal 13 Desember 2018 lalu. Namun, niat itu tak kesampaian, karena kedatangan Presiden Jokowi digantikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, yang juga mendapat oleh-oleh lukisan hasil karya Dimi, sapaan karib Dhimar Maudjik.
Dimi bercerita, bahwa lukisan yang diberikan kepada Presiden Jokowi, bernama Opis Art. Dalam bahasa daerah Saluan, opis berarti serat pelepah kelapa. Untuk menghasilkan satu lukisan wajah hingga selesai, mulai dari proses mempersiapkan opis, melukis, bingkai hingga sentuhan akhirnya, Dimi mengaku membutuhkan waktu sehari saja.
"Saya tidak sangka, kalau itu opis art (lukisan wajah Jokowi, red) yang sederhana, diambil oleh pak presiden. Karena, sebelum saya memperlihatkan karya itu, Paspampres sudah memberi tahu kalau tidak boleh memberi barang kepada presiden. Tapi alhamdulillah, diluar dugaan, karya itu disukai pak presiden, dan dibawa," begitu cerita Dimi, kepada Banggai Raya, via pesan singkat aplikasi media sosial WhatsApp, Rabu (26/12/2018).
Niat Dimi memang hampir tak kesampaian untuk yang kedua kalinya. Beruntung pasangan suami istri Suharto Lalusu dan Anny Kushardjanti, membantunya. Mereka memfasilitasi, agar Dimi, bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan memperlihatkan lukisan tersebut.
Bantuan fasilitasi yang diberikan oleh Suharto dan Anny, dikarenakan keduanya adalah pembina dari sanggar Usaha Seni Kreatif Karang Taruna Koyoan Permai (Unik Katakope). Dan Dimi adalah ketuanya.
Selain opis art, sanggar Unik Katakope juga memiliki andalan lain di bidang karya seni, di antaranya adalah lukisan yang dimuat di atas kulit cumi-cumi berukuran sedang atau yang sering dikenal oleh masyarakat Kabupaten Banggai dengan istilah Suntung Batu.
Lukisan yang banyak mengambil objek fauna khas Kabupaten Banggai seperti burung maleo dan Banggai Cardinal Fish ini diberi nama Sangambal Art. ***