BANGGAI RAYA- Presiden RI Joko Widodo, sepertinya batal berkunjung ke Luwuk untuk menghadiri kegiatan Hari Nusantara yang akan dilaksanakan 13 Desember 2018 di Pelabuhan Tangkiang, Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai.
Direktur Wilayah Perkotaan dan Batas Wilayah, Kementerian Dalam Negeri, Muhammad Hudori mengatakan, Presiden RI Joko Widodo akan menghadiri sejumlah kegiatan dalam kunjungan kerja di Aceh dan Riau.
“Hasil koordinasi yang kami lakukan bahwa Pak Presiden Jokowi di hari yang sama ada kunjungan kerja di Aceh dan Riau,” katanya saat rapat terakhir persiapan Hari Nusantara di Ruang Rapat Umum Kantor Bupati Banggai, Selasa (11/12/2018).
Alternatif lain yang akan menggantikan Presiden Jokowi untuk membuka Hari Nusantara adalah Wakil Presiden, Jusuf Kalla. “Alternatif lain adalah RI 2,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banggai Herwin Yatim mengatakan, Pemda Banggai sebagai panitia lokal akan berupaya agar pelaksanaan Hari Nusantara bisa berjalan, aman dan lancar. “Kami ingin membuktikan bahwa Kabupaten Banggai bisa,” kata Herwin.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai, Abdullah Ali menambahkan sejumlah kegiatan terpaksa dibatalkan seperti rencana peresmian ekspor perdana PT. PAU dan peresmian Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk. “Koordinasi yang kami lakukan dengan pihak PT PAU, rencana peresmian di-close. Begitu juga degan peresmian Bandara Syukuran Aminuddin Amir juga di-close,” ujarnya.
Demo Tolak Kedatangan Jokowi Ricuh
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Banggai menggelar aksi menolak rencana kedatangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Kabupaten Banggai dalam agenda memperingati Hari Nusantara (Harnus) yang jatuh pada 13 Desember 2018.Aksi damai menolak kedatangan Jokowi yang digelar di Bundaran Tugu Adipura Luwuk, Selasa (11/12/2018) itu berujung ricuh. Kericuhan terjadi ketika para mahasiswa berusaha membakar sejumlah ban bekas. Spontan, aparat yang sebelumnya melarang atau mewanti-wanti untuk tidak membakar ban bekas, bergerak cepat untuk memadamkan ban yang dibakar. Sempat terjadi aksi saling dorong dan saling rampas ban bekas antara mahasiswa dan aparat kepolisian.
Unjuk rasa yang dipimpin Al Jusman itu sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo yang dinilai gagal. Khususnya di sektor ekonomi.
Jusman dalam orasinya mengatakan, pemerintah telah gagal menyejahterakan para petani, khususnya di Kabupaten Banggai. Apalagi saat ini, harga kopra kian anjlok dan membuat para petani kelapa menderita.
Dengan tegas massa aksi menolak kedatangan Jokowi di tanah Babasal. “Kami menyatakan menolak kedatangan Pak Jokowi di Banggai. Hidup Rakyat!,” kata salah seorang orator.
Selain Al Jusman, Ketua Umum IMM Kabupaten Banggai, Wahyu Aji Purnama juga menyampaikan orasinya. “Kawan-kawan, panas hari ini tidak seberapa dibandingkan panas yang dirasakan para petani. Mereka hidup susah, berpanas-panasan,” ujar Wahyu Aji Purnama.
Dengan turunnya harga kopra selama enam bulan terakhir ini kata dia, membuat para petani menjerit. “Pak Jokowi saat kampanye mengatakan akan menyejahterakan petani. Tapi buktinya mana? Hari ini petani menjerit dan menderita. Katanya ingin menyejahterakan petani, beras yang bisa kita hasilkan sendiri, kenapa harus impor berlebihan!,” teriak Wahyu dengan suara lantang.
Kemudian para aksi juga menyayangkan tindakan yang dilakukan para aparat kepolisian yang melarang membakar ban bekas.
“Jangan membakar ban, karena akan mengganggu arus lalu lintas. Silakan adik-adik mau berorasi silakan. Tapi jangan membakar ban,” kata aparat kepolisian melalui pengeras suara, usai terjadinya kericuhan. JAD/NAL