BANGGAI FASHION SHOW 2018, Promosi Eksistensi Sarung Tenun Nambo di Dunia Fashion


MODEL mengenakan berbagai jenis busana dari bahan utama Tenun Nambo. FOTO: DOK. EVENTIQUE EVENT ORGANIZER

BANGGAI RAYA- Ajang Banggai Fashion Show 2018 yang sempat ditunda pelaksanaannya beberapa waktu lalu, karena musibah gempa, tsunami dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggal akhir September lalu, akhirnya digelar pada hari Sabtu (15/12/2018) bertempat di Graha Pemda Luwuk.

Dalam rilis pers kepada Banggai Raya, Senin (17/12/2018), Ketua Panitia, Tri Sutrisno menyampaikan bahwa Kota Luwuk merupakan daerah yang memiliki perkembangan yang cukup pesat di bidang fashion and stylish, seiring dengan semakin majunya perkembangan kota. Hal ini dapat terlihat dari penampilan dan gaya sehari-hari baik dari kalangan remaja hingga orang dewasa, boleh dikatakan sangat up to date dalam hal berpakaian. Hal inilah yang menjadi momentum yang tepat untuk memperkenalkan suatu ide kreatif, alangkah indahnya unsur budaya juga dapat diterapkan dalam hal berpakaian atau memadupadankan bahan dalam membuat suatu rancangan busana.

Sebuah referensi yang layak dapat dilakukan dalam melatarbelakangi kegiatan fashion show ini di mana Tanah Babasal mempunyai anak-anak daerah yang patut dibanggakan. Adalah adanya beberapa designer yang handal dan profesional, merekalah yang telah menyumbang tenaga dan pikiran berupa ide-ide kreatif dan inovatif dalam mendukung kegiatan tersebut.

Di sisi lain, Kabupaten Banggai juga memiliki salah satu hasil industri pariwisata yang layak jual dan berdaya saing yaitu Sarung Tenun Nambo. Sarung tenun tersebut dijadikan bahan dasar untuk mendesain pakaian yang akan ditampilkan pada malam kegiatan. Sehingga masyarakat dapat memahami bahwa sarung tenun juga bisa dijadikan bahan untuk merancang busana yang dikenakan dalam kegiatan formal maupun non formal.

Kolaborasi antara unsur budaya, etnik, dan mode kontemporer ini diangkat ke panggung fashion show yang kedua kalinya di Kota Luwuk oleh Eventique Event Organizer, dengan mengusung tema “Beauty and the Diversity of Culture” Eventique menghadirkan keindahan budaya dengan sentuhan karya yang menawan di tahun 2018, sebagai salah satu ajang yang bertujuan dalam meningkatkan ekonomi kreatif daerah dan mempromosikan kebudayaan Kabupaten Banggai, hal ini berkesesuaian dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Banggai yakni “Mewujudkan Kabupaten Banggai Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi, Pertanian, dan Kemaritiman Melalui Basis Kearifan Lokal dan Budaya” serta merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mampu mengangkat dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal dengan melibatkan kaum seniman daerah.

Menurut Ketua Panitia, Tri Sutrisno, tahun ini Eventique, melakukan pengembangan konsep dan ide kegiatan dengan mengundang beberapa designer dari luar daerah untuk berpartisipasi dan menampilkan adikarya mereka dengan bahan dasar sarung Tenun Nambo. Designer tersebut berasal dari Kota Palu, Makassar dan salah satu designer pada Indonesian Fashion Week.

Salah satu pengembangan konsep dari acara malam ini adalah dengan ditampilkannya busana Muslim (hijab) dengan memadukan unsur seni dan religi yang dibawakan oleh beberapa model yang berkesan modis dan stylish namun juga tidak meninggalkan nilai-nilai aqidah pada busana tersebut.

"Selain itu kami juga menjadikan Banggai Fashion Show 2018 ini sebagai kegiatan amal untuk membantu Saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana alam di Kota Palu, Sigi dan Donggala. Salah satu designer yang akan menampilkan karyanya pada malam hari ini merupakan korban bencana tersebut, akan tetapi beliau tetap bersemangat untuk berpartisipasi dalam ajang ini. Dia adalah Mas Iko Aditya. Designer berbakat Sulawesi Tengah yang karyanya sudah sering ditampilkan pada ajang-ajang Keputrian di tingkat Nasional," tulis Tri Sutrisno dalam rilis persnya.

Tri Sutrisno berharap, agar kegiatan Banggai Fashion Show 2018 ini dapat memberikan manfaat dalam hal fashion design untuk sarung tenun Nambo. Dirinya juga sangat berharap kegiatan ini dapat dijadikan agenda tahunan daerah, dan dimasukkan ke dalam perencanaan anggaran daerah, APBD Kabupaten Banggai sehingga diharapkan kedepan Luwuk dapat menjadi salah satu kota destinasi internasional bukan hanya dalam wisata kuliner dan bahari, namun juga wisata budaya dan seni kontemporer. FRB/PR

Share
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami melalui halaman kontak